Posted by : inon Rabu, 10 Januari 2024

 Mengenal Gempa Bumi: Pengertian, Jenis, Alat Ukur, Dampak dan Mitigasinya



Jogja - Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan oleh peristiwa geologi. Bencana ini terkadang menimbulkan kerugian atau kekacauan besar sehingga penting bagi masyarakat untuk mengetahui jenis, dampak, dan upaya mitigasinya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi gempa. Hal tersebut lantaran wilayah Indonesia berada di jalur gempa aktif dunia dan dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Indonesia juga berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.

Gempa bumi di Indonesia hampir terjadi setiap tahunnya mulai dari yang berskala kecil hingga besar. Lantas, apa itu gempa bumi hingga bagaimana cara mitigasinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Gempa Bumi
Menyadur buku Seri Fenomena Alam dan Mitigasi Gempa Bumi oleh Ruyani (2023), gempa bumi merupakan peristiwa alam yang diakibatkan pergerakan lempeng sehingga menimbulkan getaran permukaan bumi.

Secara ilmiah, gempa bumi diartikan sebagai bergetarnya lapisan litosfer dan permukaan bumi. Ada beberapa penyebabnya yakni antar lempeng bumi yang saling bertumbukan, patahan aktif gunung api, atau reruntuhan bebatuan dalam volume besar.

Bumi yang bergetar akibat pelepasan energi di dalam secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi merupakan faktor penyebab terjadinya gempa bumi. Pelepasan energi ini kemudian menimbulkan gelombang seismik.

Alat Ukur Gempa Bumi
Alat yang digunakan untuk mengukur gempa bumi disebut Seismometer atau Seismograf. Alat ini mampu mendeteksi setiap getaran gempa yang terjadi di bawah permukaan bumi. Seismograf cukup sensitif dalam mendeteksi gelombang yang dihasilkan gempa bumi.

Untuk mengukur intensitas kekuatan gempa, skala yang digunakan untuk mengukur yaitu moment magnitude scale. Indonesia sendiri melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggunakan magnitudo (M) untuk menggantikan skala richter (SR) sejak tahun 2018.

Dampak Gempa Bumi
Dampak yang ditimbulkan gempa bumi dapat berupa kerusakan struktural yang dapat merusak bangunan, jembatan, hingga infrastruktur. Gempa bumi dalam skala besar juga menyebabkan hilangnya nyawa manusia dan cedera secara serius.

Selain itu, gempa bumi dapat menyebabkan timbulnya bencana alam lainnya seperti tanah longsor dan tsunami. Kerusakan lingkungan berupa rusaknya ekosistem dan terganggunya pasokan air bersih juga merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari adanya bencana ini.

Jenis Gempa Bumi
Jenis gempa bumi dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan penyebabnya dan kedalamannya. Ada tiga jenis gempa berdasarkan penyebabnya, yaitu gempa vulkanik, tektonik, dan runtuhan atau terban.

Gempa bumi tektonik berasal dari pergeseran lempeng plat tektonik dan besarnya tenaga yang dihasilkan dari tekanan antar lempeng batuan dalam bumi. Gempa bumi vulkanik berasal dari aktivitas vulkanik. Gempa ini hanya bisa dirasakan oleh penduduk yang tinggal di sekitar gunung aktif. Gempa bumi runtuhan atau terban diakibatkan oleh tanah longsor, goa-goa yang runtuh, dan sejenisnya.

Baca juga:
Legenda Jaka Tarub: Asal-usul Munculnya Tradisi Midodareni
Sementara itu berdasarkan kedalamannya, ada tiga jenis gempa yaitu gempa bumi dalam, menengah, dan dangkal. Gempa bumi dalam adalah gempa dengan pusat gempa atau hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam sendiri tidak terlalu berbahaya.

Gempa bumi menengah memiliki hiposentrum antara 60-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa jenis ini getarannya lebih terasa sehingga menimbulkan kerusakan yang ringan. Lalu gempa bumi dangkal hiposentrumnya berada 60 km dari permukaan bumi. Gempa ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Mitigasi Gempa Bumi
Mitigasi merupakan upaya persiapan untuk mengamankan diri dari bencana. Mitigasi gempa bumi dapat dilakukan sejak sebelum terjadinya gempa.

1. Sebelum Gempa Bumi
Mitigasi dapat dilakukan dengan upaya preventif, salah satunya dengan mengikuti latihan simulasi gempa. Hal ini bertujuan agar saat terjadi gempa, kita tidak panik dan mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan. Penting juga untuk mengenali kondisi daerah tempat tinggal kita.

2. Ketika Gempa Bumi
Saat terjadi gempa, segeralah lindungi kepala dan badan untuk menghindari reruntuhan bangunan. Kemudian cari tempat berlindung seperti di bawah meja atau sudut ruangan yang kuat.

Jika sedang berada di tempat keramaian seperti hotel, bioskop, atau pusat perbelanjaan dan merasakan gempa, usahakan jangan panik dan ikuti arahan pegawai keamanan setempat.

Ketika merasakan gempa saat berkendara, hindari persimpangan dan pinggirkan mobil dan berhenti di kiri jalan. Apabila merasakan gempa saat sedang berada di dalam lift, tekanlah semua tombol. Setelah lift berhenti, segeralah keluar dan mencari tempat yang aman.

3. Sesudah Gempa Bumi
Saat gempa telah selesai dan masih terjebak di dalam gedung, maka keluarlah gedung secara perlahan dan tidak dianjurkan menggunakan lift. Setelah keluar gedung, segera merapat ke tempat pengungsian karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi gempa susulan.

Gempa susulan biasanya lebih besar daripada gempa pertama. Saat terjadi gempa, biasanya pemerintah daerah telah menyediakan tempat-tempat pengungsian di tempat yang dirasa aman.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © rinonce - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -