Archive for Agustus 2023

Tips Menjaga Sistem Peredaran Darah Untuk Menghindari Penyakit Mematikan


sumber : https://www.chubb.com/content/dam/chubb-sites/chubb/global/images/people/man-jogging-1280x528.jpg/jcr:content/renditions/cq5dam.web.1280.1280.jpeg

Sistem peredaran darah atau kardiovaskular memiliki segenap fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh, menyalurkan hormon, serta mengeluarkan karbon dioksida melalui paru-paru.

Komponen dalam sistem kardiovaskular terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah yang meliputi arteri, kapiler serta vena. Dalam sistem ini terdapat tiga mekanisme sirkulasi, yaitu sistemik, pulmonal dan koroner.

Kinerja dari sistem peredaran darah sangat menentukan keberlangsungan hidup seorang manusia. Jika terjadi gangguan seperti penyumbatan, maka penyakit dengan tingkat fatalitas tinggi siap menghampiri. Penyakit-penyakit itu antara lain serangan jantung, stroke, darah tinggi, aterosklerosis, dan aneurisma aorta abdominal.

Karena alasan itu, menjaga sistem peredaran darah agar tetap lancar menjadi begitu penting. Namun jangan khawatir, langkah-langkah pencegahan tidak selalu rumit. Anda cukup dituntut konisten melakukannya. Berikut adalah cara mudah melancarkan sistem peredaran darah.

 

1. Konsumsi makanan bernutrisi

Makanan yang masuk ke tubuh sangat mempengaruhi kesehatan sistem peredaran darah. Makanan yang baik untuk sistem ini setidaknya harus mengandung omega-3, zat besi, vitamin B3, dan Vitamin E. Selain itu, makanan kaya antioksidan juga baik melindungi pembuluh darah.

Kandungan omega-3 di antaranya bisa Anda dapatkan dari daging, ikan salmon dan alpokat. Asam lemak ini akan sangat membantu mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Sementara zat besi bisa didapat dari sayuran hijau seperti bayam. Sayuran hijau diperlukan untuk membentuk hemoglobin sebagai pengantar oksigen.

 

2. Rutin berolahraga

Untuk mengoptimalkan kineja jantung dan pembuluh darah, Anda harus rutin menggerakkan tubuh. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga. Contoh olahraga yang cocok untuk sistem peredaran darah adalah jogging, renang, senam aerobik, dan bersepeda.

Saat menjalani olahraga seperti itu, darah akan memompa jantung lebih cepat. Dampak baik yang dihasilkan adalah menurunnya tekanan darah. Olahraga juga akan membuat Anda lebih banyak memasok oksigen ke dalam tubuh.

Sebaliknya, kebiasaan buruk berupa kurang gerak akan otomatis menurunkan kemampuan arteri. Contohnya seperti duduk selama berjam-jam. Kebiasaan ini membuat aliran darah, khususnya ke bagian kaki menjadi terhambat. Risiko lain, terjadi kerusakan fungsi pembuluh darah kecil.

 

3. Mencegah stres berlebihan

Reaksi terketan baik secara fisik maupun emosional dapat mempengaruhi kinerja sistem peredaran darah. Reaksi yang dikenal sebagai stres ini memicu kenaikan tekanan darah. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya aktivitas pelepasan hormon adrenalin ketika seseorang stres.

Naiknya tekanan darah sacara tiba-tiba saat orang stres berpotensi mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah serta memaksa jantung memompa jantung jauh lebih keras. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama, gejala-gejala hipertensi bisa muncul.

Saat mengalami stres, usahakan tidak berlangsung secara berlarut-larut demi kesehatan sistem kardiovaskukar. Cobalah menenangkan diri seperti mengatur pernapasan atau melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat disukai.

 

4. Mengurangi rokok dan alkohol

Selain terhadap paru-paru, dampak terburuk rokok dirasakan oleh komponen-komponen dalam sistem kardiovaskular, seperti jantung dan pembuluh darah. Kandungan nikotin di dalamnya bisa merusak dinding arteri. Nikotin itu juga bakal menghalangi suplai oksigen yang biasa dilarikan darah ke seluruh bagian tubuh.

Zat lain yang berpengaruh buruk terhadap jantung adalah alkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa menyebabkan lemah jantung. Terhadap orang yang memiliki riwayat hipertensi, konsumsi alkohol secara berlebihan akan semakin meningkatkan risiko komplikasi mengalami gagal jantung.

 

5. Cukupi kebutuhan air dalam tubuh

Cara paling mudah menjaga kelancaran peredaran darah adalah dengan mencukupi kebutuhan air dalam tubuh. Kebutuhan air mineral yang umum yaitu sebanyak 2 liter atau sekitar 8 gelas setiap hari. Air berfungsi mencegah darah mengental dan terkonsentrasi. Kekurangan air akan mengakibatkan naiknya tekanan darah.

Penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskular memang bisa menyerang siapa saja. Penyebabnya bisa karena keturunan atau pola hidup yang buruk. Langkah-langkah di atas bisa membantu Anda mencegah risiko terjangkit.

sumber : https://www.chubb.com/id-id/articles/personal/tips-menjaga-sistem-peredaran-darah-untuk-menghindari-penyakit.html




Upaya menjaga sistem peredaran darah

Posted by : inon 0 Comments
Tag : ,

Gangguan pada sistem peredaran darah manusia

sumber : https://quizizz.com/media/resource/gs/quizizz-media/quizzes/459bd643-38b9-4edb-b4b1-edd67d402e56


 Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal.[1] Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme.[2] Sistem peredaran darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah.[3] Sistem peredaran darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetika).[3] Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.[3]

Penyebab Masalah pada Pembuluh Darah

Berbagai masalah yang terjadi pada Pembuluh Darah disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.[4] Sistem peredaran darah terdiri atas jaringan dari organ, darah, dan pembuluh darah.[4] Organ dan pembuluh darah bertanggung jawab untuk mengalirkan darah yang berisi, nutrisi, oksigen, hormon dan gas-gas lain menuju sel.[5]

Kolesterol dan Pola Makan

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan oleh tubuh (organ hati) dan 20% dihasilkan dari luar tubuh berupa zat makanan.[4] Kolesterol yang berasal dari zat makanan dapat meningkatan kadar kolesterol dalam darah.[4] Tetapi jika konsumsi seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat.[4] Kolesterol tidak larut dalam darah.[4] Untuk itu, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, kolesterol dikemas bersama protein menjadi partikel lipoprotein.[4] Kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein.[4]

Banyaknya kolesterol atau kadar lemak ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi.[4] Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, maka akan semakin besar kadar kolesterol.[4] Contoh makanan dengan kadar lemak yang menghasilkan kolesterol tinggi adalah gorengan, minyak kelapa atau kelapa sawitavokaddurian, daging berlemak, jeroan, kacang tanah, dan sejenisnya.[4]

Kolesterol disebabkan oleh makanan cepat saji yang rendah serat dan tinggi lemak.[4] Selain itu, Kolesterol juga disebabkan oleh faktor keturunan.[4]

Kolesterol total tersusun dari trigliseridaLDL kolesterol, dan HDL kolesterol.[4]

  • Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap usus setelah mengalami hidrolisis (terurainya garam dalam air yang menghasilkan garam atau basa).[4] Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, makanan tinggi gula atau lemak, serta gaya hidup.[4] Trigliserida tinggi dapat menyebabkan gangguan tekanan darah dan risiko diabetes.[4]
  • LDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan terjadinya penutupan arteri serta menyebabkan peyempitan dan penyumbatan aliran darah.[4] Akibatnya, jantung kesulitan untuk memompa darah dan akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung.[4] Bila penyumbatan itu terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke.[4]
  • HDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan tinggi dikenal sebagai kolesterol baik karena membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut.[4]

Rokok

rokok

Bahaya rokok bukan saja berdampak pada perokok aktif, namun juga pada perokok pasif.[6] Perokok aktif adalah orang yang merokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang terkena imbas secara langsung dari kegiatan merokok.[6] Saat merokok, segala zat beracun yang ada dalam rokok akan mengalir dalam darah dan juga menyebabkan terkontaminasinya zat-zat penting dalam darah.[4] Dan akan terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan tersumbat.[4] Rokok terbuat dari tembakau (Nicotiana Tobaccum L.).[4] Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya.[7] Zat kimia yang dikeluarkan terdiri dari komponen gas (85%) dan partikel.[7]

Komponen penyusun rokok dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:[4]

Komponen gas

Komponen gas dapat melewati filter ataupun hasil dari pembakaran tidak sempurna. Seperti CO2CO, oksida nitrogenamonia, gas N-nitrosaminesianogenperoksida, oksidan senyawa belerangaldehid, dan keton.[4]

Komponen Padat

Komponen padat adalah bagian dari hasil saringan yang tertinggal pada filter rokok, sebagian besar terdiri dari unsur nikotin dan tar.[4] Selain itu, komponen-komponen lain yang terdapat dalam rokok adalah sebagi berikut:[4]

Di antara zat-zat kimia tersebut, yang paling berbahaya dan menimbulkan berbagai penyakit akibat merokok adalah:[4]

- Tar

Tar mengandung bahan kimia beracun perusak sel paru dan penyebab kanker.[4] Tar berupa hidrokarbon yang lengket pada paru-paru.[7]

- Nikotin

Nikotin merupakan jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah (disfungsi endotelial) serta dapat menyebabkan ketergantungan.[4]

- Karbon Monoksida (Co)

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen.[4] Selain dihasilkan dari pembakaran rokok, gas ini juga dihasilkan oleh asap dari mesin-mesin pabrik, dan asap kendaraaan.[4] CO adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.[7] Jika ada asap rokok, maka kadar oksigen dalam darah akan berkurang karena terdesak oleh gas CO, hingga berakibat sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen.[4] Darah pun hanya akan mengangkut gas CO dan bukan oksigen.[4] Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan kinerjanya, yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme.[4] Bila proses spasme berlangsung lama dan terus-menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis (penyempitan).[4]

Bahaya rokok bagi pembuluh darah:

  • Merokok dapat menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri.[4]
  • Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis.[4]
  • Merokok menimbulkan kecenderungan pembekuan darah, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer, arteri koroner, dan stroke.[4]
  • Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL).[4]

Gangguan pada Pembuluh Darah

Aterosklerosis

Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan dinding arteri.[4] Aterosklerosis bisa terjadi di otakjantungginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkai.[4] Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke.[4] Jika arterosklerosis terjadi dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan serangan jantung.[4] Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak.[4] Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.[4]

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah secara mendadak.[4] Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang berlangsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental.[4] Serangan jantung pertama kali digambarkan pada tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang.[4] Akibatnya, muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.[4]

Gejala-gejala serangan jantung:

  • Kelelahan atau kepenatan

Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.[4]

  • Palpitasi (jantung berdebar-debar)
  • Pusing dan pingsan

Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa dengan baik.[4]

Tumor Jantung

Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun nonkanker (benigna, jinak).[4] Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:

Tumor Primer

Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.[4]

Tumor Sekunder

Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya paru-parupayudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.[4]

Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma.[8] Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur.[8] 75% dari miksoma berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).[8]

Gejala miksoma:

Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.[9] Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah.[9] Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak.[9] Gangguan fungsi otak ini yang menyebabkan gejala stroke.[9]

Jenis-jenis Stroke

Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)

Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat.[9] Stroke sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli.[9] Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis).[9] Emboli adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah dari jantung).[9]

Stroke Perdarahan

Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Stroke Perdarahan Intraserebal

Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukemia.[9]

  • Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).[9]

Faktor Risiko Stroke

1. Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah

Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usiajenis kelaminras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.[9] Orang dengan riwayat keluarga stroke mudah terkena penyakit stroke.[9]

2. Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah

Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensidiabetesobesitas.[9]

Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi.[4] Seseorang mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.[9] Hipertensi merupakan faktor risiko stroke, dan serangan jantung.[9]

Diabetes Melitus

Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat.[9] Peningkatan kadar gula berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin mudah terkena stroke).[9]

Obesitas

Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi.[9] Penelitian menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan sentral) dengan peningkatan risiko stroke (Olsen, 2003).[9] Kegemukan sentral didefenisikan sebagai lingkar pinggang 120 cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih pada perempuan.[9]

Gangguan pada Darah

Anemia

Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam darah.[3] Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya volume darah dari volume normal.[3] Anemia dapat terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya akibat kecelakaan.[3] Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12, anemia ini disebut anemia pernisiosa.[3]

Thalasemia

Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin).[3] Jika penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.[3]

Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Thalasemia Mayor

Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah.[3] Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.[3] Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.[3]

Thalasemia Intermedia

Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan.[3] Namun gejala seperti thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.[3]

Thalasemia Minor

Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan anemia ringan.[3]

Leukemia (Kanker Darah)

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali.[10] Disamping itu, sel darah putih akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia berat.[3] Gejala leukemia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi, berkeringat terutama di malam hari.[10]

Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku.[3] Luka sedikit saja darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan bisa menyebabkan kematian.[3] Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada anaknya.[3] Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-laki.[3] Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum dewasa jika menderita penyakit ini.[3]


sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Gangguan_pada_sistem_peredaran_darah_manusia




Gangguan pada sistem peredaran darah

Posted by : inon 0 Comments
Tag : ,

- Copyright © rinonce - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -